Tuesday 4 November 2014

Tentang Nonkognitif

Tambahkan satu aspek lagi, yaitu aspek spiritual: Istighfar dan mohonkan pada Allah untuk diberi petunjuk dalam segala urusan, tawakal dan ikhlas. Maka mendapatkan akhirat dan duniapun menjadi pengekor dibelakangnya. Tertempatkan dunia sebagai pendorong saja, bukan malah berada didepan sebagai tujuan.

Rhenald Kasali:

Penerima Nobel Ekonomi tahun 2000, James Heckman menemukan variabel-variabel nonkognitif yang justru tak diberikan di sekolah menjadi penentu keberhasilan seseorang untuk memutus mata rantai kemiskinan. Variabel itu adalah keterampilan meregulasi diri, mulai dari mengendalikan perhatian dan perbuatan, sampai kemampuan mengelola daya tahan (persistensi), menghadapi tekanan, menunda kenikmatan, ketekunan menghadapi kejenuhan, dan kecenderungan untuk menjalankan rencana.

Nah keterampilan-keterampilan seperti itu, menurut Heckman, sering kali absen dalam sekolah kognitif. Tanpa itu, anak-anak yang dibesarkan dari keluarga menengah ke atas pun akan jatuh pada lembah kemiskinan.


Ilmu nonkognisi itu belakangan naik kelas, menjadi metakognisi: faktor pembentuk yang paling penting di balik lahirnya ilmuwan-ilmuwan besar, wirausaha kelas dunia, dan praktisi-praktisi andal. Kemampuan bergerak, berinisiatif, self discipline, menahan diri, fokus, respek, berhubungan baik dengan orang lain, tahu membedakan kebenaran dengan pembenaran, mampu membuka dan mencari "pintu" adalah fondasi penting bagi pembaharuan, dan kehidupan yang  produktif.  

The secret of getting ahead is getting started.—MARK TWAIN 
Columbus berfilsafat, "Kalau Anda tak pernah kesasar, maka kita tak akan pernah menemukan jalan baru."  

No comments:

Post a Comment