Wednesday 7 November 2012

Mencari Kambing putih

Melihat tempat lain yang begitu mudahnya untuk mendapat fasilitas penelitian beserta dananya, maka yang ada hanya tinggal menggerutunya kita. Menyalahkan orang lain atau keadaan yg sehari-hari ditemui dan mengungkung atas apa yg terjadi pada diri kita hanya akan membawa kita menjauh dari rasa syukur. Rasa syukur yang hilang akan menjadikan rasionalitas semakin berkurang apalagi ruh yang terhubung dengan kekuatan langit. Yang ada hanya menggerutu dan saling menyebarkan kebencian. Saling berbagi, tetapi berbagi energi negatif, untuk seterusnya menumpuk energi negatif itu. Kembalinya adalah rasa syukur dan prinsip jalani saja...percayalah bahwa semua ada buahnya

Anakku, Abi temanin merapikan yuk

Salah satu kiat mengajak anak untuk bisa membiasakan melakukan 'ritual' merapikan atau membuang adalah keterlibatan kita secara fisik dalam membersamainya. Ketika putra kami yang ketiga (Azka) mempunyai kebiasaan baru, yaitu suka mengambil buku dari rak buku dan tidak ada rencana baginya untuk mengembalikan, maka kitalah yang harus mengajarkan apa yg harus dilakukannya.
Sangat mudah kalau orang tua kemudian ngomel-ngomel, karena si buah hati tidak mau merapikan buku2 yang diambilnya. Atau kemudian orang tua berteriak kepada si anak untuk segera merapikan...Bisa kita duga pasti anak yang diperlakukan seperti itu akan sangat enggan melaksanakan apa yg diperintahkan orang tuanya. Energi negatif dari teriakan ortu yg disertai rasa jengkel akan sampai ke anak, yang secara alamiah juga akan merasakan dan memberikan respon yang negatif pula. Sampai pada tahap yang lebih parah, jika sang anak trauma karena dimarahi habis2an akibat dari perbuatannya, dia tidak akan berani lagi mendekati rak buku apalagi mengambil salah satu buku yg ada. Jika itu terjadi bisa kita bayangkan perkembangan intelektual si anak yang tanpa buku sebagai pintu masuk pengetahuan.
Kiatnya: berikan sugesti positif, agar si anak mau membiasakan merapikan apa yg sudah dia ambil. Saat putra kami sudah selesai dg hajat melihat-lihat buku yg diambilnya, maka saya katakan kepadanya..Azka ayo bukunya dirapikan kembali, mari abi temanin mengembalikan ke rak. Kata-kata yang disertai aktifitas motorik kita dengan memberikan baik sangka bahwa akan diikuti si anak ternyata akan berbuah hal yg positif. Tahap berikutnya saya akan mengambil salah satu buku yang ada di lantai dan saya letakkan di rak. Ternyata cara itu cukup ampuh, karena Azkapun melakukan hal yang demikian. Naik ke level berikutnya,  saya ajak dia bekerja sama dengan saya yang mengambil bukunya dari lantai, dan dia yang memasukkannya ke rak buku. Alhamdulillah dengan cara itu lebih meng"enakkan" kedua belah pihak (saya dan anak) kami sama2 lega karena kepentingan saya maupun kepentingannya bisa sama2 terlaksana.