Saturday 20 April 2013

Tentang Kebutuhan

Tentang Kebutuhan :

Lantun puja dan puji pada Rabb, bersama terbuka pagi. Pandangi halimun yang sempurnakan samar wujud deret pegunungan, Silakan dingin tuk berlomba rasuki kamar, kan-kurasakan sempurna nikmatNya disetiap hirupan yang terbawa..ah... tak habis syukur dipertemukanNya kebutuhan diri akan hirup segar napas ini, bersama segala penyertanya yg tak terkira dalam indah pandang pagi.

Coba berbagi dengan renungi penggalan sejarah yang tunjuki dipertemukannya antara kebutuhan dengan diri yang membawa niat bening nan bersih.

Pemuda sederhana itu bernama Ali bin Abu Thalib, terkenal miskin papa, dan saking miskinnya, hampir-hampir tidak ada lagi barang yang dikenali adalah miliknya, sehingga calon mertuanyapun harus mengingatkan bahwa dia masih memiliki baju besi seharga 4 dirham pemberiannya. Tersebab tiada memiliki suatu barangpun menjadi hijabnya untuk bertemu calon mertuanya. Sampai kemudian setelah didorong-dorong oleh seorang hamba sahaya untuk "asal" menghadap dulu, dan urusan yang lain dipikir belakangan saja (urusan mahar, urusan isi rumah, urusan mobil, urusan pesawat... yang ini ngelantur..hehe)...maka berangkatlah dia. "Karena juga sudah ada orang lain yang meminang putri beliau", tutur sang sahaya. Mungkin bahasa sekarang: So don't miss it, serbuu ! :).

Kebutuhannya menghadap calon mertuanya adalah untuk melamar putrinya, namun sampai beberapa waktu berlalupun tiada kata yang dapat terungkap saat rasa menghormati yang teramat sangat menyergapnya begitu berhadapan dengan manusia termulia di semesta alam dan waktu. Saat pertanyaan manusia agung itu terlontar,"Apa keperluanmu? Apakah engkau ada keperluan?"...Ali pun masih belum bisa berkata-kata. Terbayang betapa mencekamnya saat-saat seperti itu (kalau ga percaya, coba saja sendiri...cari calon mertua). Barulah pada pertanyaan ketiga, ada sebuah kata yang tersuarakan. "Mungkin engkau kesini untuk meminang Fathimah?" tanya ketiga dari sang Nabi mulia. Sebuah jawab dari Ali: "YA". Pada akhir pertemuan kedua insan itu, tertutup dengan kalimat indah Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam, "Aku telah menikahkanmu dengan Fathimah. Maka pergilah engkau kepadanya. Dan halalkanlah ia dengan memberikan baju besi itu kepadanya". Maka potongan kebahagiaan nikmat surga itupun menurun ke bumi, sirami mereka dalam tajuk Barokah dari para penghuni langit untuk keluarga baru.

Kedua insan itu akhirnya menyatu dalam satu bahtera, menyertainya ada 3 barang pemberian ayahanda tercinta pada keluarga 4S tersebut. Keluarga yang Sangat..Sangat..Sangat...Sederhana (4S) itu hanya mempunyai sebuah kain untuk tempat tidur, Qirbah tempat air, dan bantal kulit yang diisi dengan Idzkhar (Sebuah tanaman yang beraroma harum, kemudian diambil serabutnya).

Muncul pertanyaan di hati kecil ini, Adakah kita yang bisa lebih sederhana dari pada mereka? (misal terus bisa membuat 5S ??) disaat keadaan masing-masing dari kita sekarang..baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah?

Akan disederhanakan urusannya dan dipertemukan akan sebuah kebutuhan itu. Masing-masing kita di keseharian pasti juga punya pengalaman-pengalaman menarik tentang bagaimana cara kebutuhan-kebutuhan itu dipermudah bertemu oleh kekuatan dari langit. Saat mahasiswa berkebutuhan terhadap dosennya, saat anak berkebutuhan terhadap orang tuanya, saat si sakit berkebutuhan akan hilang sakitnya dll.

Bahkan kita sendiri tdk lebih tahu tentang diri kita jika dibanding sang pemilik sebenarnya diri ini. So..Meskipun datangnya kebutuhan tidak seperti yang kita "INGINKAN", tapi pastilah itu cocok dengan kebutuhan kita, karena ditakar khusus oleh Yang paling tahu tentang diri kita.

Seorang sahabat bilang, apa saja ketika ia telah menjadi kebutuhan, memang akan selalu dipertemukan. Kegaiban memang bekerja walau kita tidak melihatnya.
Cukupkan disini, nasehat untuk diri sendiri, semoga karena perkenan Allah untuk menguatkan yang lemah, menyederhanakan yang terasa berat, membersihkan niat atas kebutuhan, memudahkan atas urusan. Termanfaatkan untuk sahabat2 semuanya (Kamil Pascasarjana Itb, Geofisika Uin, dll)

Tuesday 16 April 2013

Tentang Syukur atas CahayaNya

Tentang Adagium yang panjang:

Adagium pertama sederhananya seperti ini: yang sudah terlibat dalam tuntunan Ilahi, dalam kehidupan kesehariannya akan merasakan nikmat disetiap tuntun langkahnya maka dia tidak akan melepaskannya sampai kapanpun.Ketakutannya akan menjadikan kaum yang tergantikan dan terpenjara ruh walau raga berjalan kesana kemari karena tiada tertuntun ruh oleh Nur cahayaNya (QS 47: ayat terakhir)

Adagium keduanya adalah setiap yang melibatkan aku pasti akan menarik perhatianku, dan setiap keterlibatan yang intens terhadap suatu aktivitas akan semakin menumbuhkan benih kecintaan terhadap aktivitas itu..Ada malu jikalau telah lama tidak terlibat lalu kemudian terlibat..tapi kenapa harus malu dan tidak enak hati?

Adagium ketiga adalah Anak-anak diajarkan tanggung jawab di dalam keluarga sejak dini untuk mengganti kehilangannya atas kesempatan belajar dari alam. Yang membuat mereka akan belajar dengan mudah dan enjoy pada kemampuan motorik kasar maupun halus, kemampuan verbal, kemampuan literasi adalah proses dan keterlibatan di alam, maupun di rumah

Adagium ke4: Mahasiswa mencari tahu atas keberadaan teman sekelasnya, pada dosen yang satu rumpun. Dosen pun menghubungi yang bersangkutan, dan yang bersangkutan ternyata sudah tidak termotivasi untuk melanjutkan belajar. Maka dosen tersebut menyarankan menemui dosen walinya, dan kepada teman mahasiswa yang menanyakan telah terbilang nasehat untuk tidak perlu lagi memikirkannya dan fokus belajar untuk diri mereka,

Adagium ke 5: masih mencari ide dan hati pun enggan untuk segera bertemu tuk bertanya pendapat. Ternyata Allah kirimkan suatu hajat yang tersebab akannya pertemuan yang tertunda sampai keesokan harinya.

Friday 5 April 2013

Tentang Bahagia:


Bahagia adalah saat kecupi mujahid kecil dan bidadari dunia tatkala subuh terjelang..

Bahagia adalah untuk kesekian kalinya mencari cara agar raga mereka segera terbangkit dan basuhi dengan wudhu..

Bahagia adalah saksikan tubuh2 kecil itu sembari setengah sempoyongan dan mengucek mata, namun telah bersarung dan berukuh..

Bahagia adalah saat dapati tubuh-tubuh kecil itu terselib diantara tua muda bersaf-saf nan rapi tersaksikan para malaikat pagi..

Bahagia adalah saat tersandar tubuh si kecil di lengan ini dalam lantun dzikir pagi..

Bahagia adalah dalam dengar riuh celoteh mereka tersela nasihat sembari tinggalkan rumah mulia..tersambut peluk belahan jiwa susuli jawab salam...

Bahagia adalah saat simaki lantunan taujih ilahi tersusul murojaah hafalan mereka..ah..tertawan segenap ruh tiada habis takjubi Allah ‘Azza wa Jalla..

Bahagia adalah mengaji tuk seksamai tapak Ashabul Kahfi bersama bidadari kecil yang dekapi punggung..ah..apakah engkau sedang kenangi bacaan2 ini seperti saat kau dikandung bundamu?

Bahagia adalah saat duduk melingkar dalam nikmat bertajuk sarapan pagi, bahkan ada tangis si adik susuli candaan yang berlebih dari sang kakak adalah tambahan bumbunya ..ah..semoga sampai nanti, kalianpun juga terbiasa duduk melingkar bersama saudara2 barumu..

Bahagia adalah memeluk erat satu persatu mereka, didepan sekolah sederhana di pinggir sawah...

Sehirup nafas dijumat pagi...sejumput tanah surga didunia..
Bolehkah sedikit terlupa disertasi karenanya? :)

Mengalir semuanya, Bermuara syukur dan Doa bagi semua saudaraku, Moga bahagia tercurah disetiap jiwa dan keluarganya