Tuesday 30 September 2014

Tentang Nur


Atas kesempatan memahamkan diri atas NurMu yang berpendar-pendar dari lapis ke lapis, sungguh sebentuk nikmatMu tiada terhingga. 

Walau diri begitu lambat dan kosong, semakin menyeruak ke lapis dalamnya, semakin terasa kecil kering di tengah luas samuderaMu. 

Sungguh pada setiap lapis kebajikan dan jumpai faqih para hamba pilihanMu, diri ini merasa takjub tak terperi. 

Semakin berat namun semakin ingin, pada Mu Rabb mohon jangan pernah tinggalkan diri ini, untuk ajaki masuk ke tiap lapisnya, dalam dan semakin dalam.

Monday 29 September 2014

Tentang Sangat Yakin


Sangat yakin adalah salah satu penyakit hati yang tidak seharusnya ada bersama seorang mukmin. Adalah Muhammad an-Nashir yang saat itu masih berusia 18 tahun memimpin bala tentara muslim sejumlah 600 ribu pasukan menyeberangi selat Gibraltar menuju Andalusia. Kedatangannya ke Eropa tidak ada lain kecuali untuk memukul mundur pasukan salib yang memerangi Andalusia dengan pimpinan Paus Innocent III pada tahun 1212 . Bala tentara yang digalang Paus Innocent III dengan salah satu komandannya adalah raja Alfonso VII juga bukan datang dalam jumlah yang main-main. Karena pasukan salib saat itu merupakan gabungan pasukan dari wilayah Spanyol, Portugis, negara-negara Kristen Trinitarian di wilayah Eropa Selatan.

Pengalaman berperang Muhammad an-Nashir telah teruji di tanah Afrika saat memimpin dinasti Al Muwahhidun menumpas gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh Bani Ghania. Namun untuk berperang di tanah Andalusia, dia bisa dikatakan tanpa bekal pengenalan medan yang cukup. Baginya tiada kekhawatiran atas pengalaman perang yang minim di Andalusia, karena jumlah pasukannya yang besar diyakininya mampu menyapu apapun yang menghadang. Muhammad an-Nashir mengabaikan nasihat dari jenderal-jenderalnya yang cakap dan pengalaman, terutama masukan dari  perwira-perwira asli Andalusia. Begitu yakin atau sangat yakin itulah yang kemudian menjadi asal mula hancurnya pasukan muslim. Peperangan di daerah yang di kenal dengan nama Al-Iqab menjadi salah satu catatan kelam sejarah Islam di Andalusia, karena dampak ikutannya menjadi tragedi kemanusiaan yang tragis. Sikap Muhammad an-Nashir tersebut akhirnya meminta korban tentara serta ribuan umat Muslim gugur berperang di jalan Allah. Perang itupun disebut  sebagai perang Las Navas de Tolosa dengan  hanya menyisakan kurang dari 1000 pasukan muslim yang kembali dari medan perang. Kekalahan pada perang ini telah menjadikan kota dan desa di Afrika nyaris tak berpenghuni dan tiada ditemukan pemuda yang layak untuk diajukan ke medan perang. Dan bagi Andalusia, musuh-musuh Allah dapat kembali melanjutkan dan memperluas penaklukan-penaklukannya, karena imperium Al Muwahhidun yang dikhawatirkan, sudah tidak ada lagi. Setelah peperangan itu, pembantaian kaum muslim sipil terjadi di banyak tempat, dan tercatat dalam sejarah tragedi Bayasa dan tragedi Wabda sebagai tragedi tak terperikan.

Menjadi sangat yakin dengan jumlah yang banyak telah menjadi peringatan yang Allah berikan saat Rasulullah bersama bagian besar kaum muslim muallaf melawan kaum musyrikin dalam perang Tabuk (QS At Taubah 25. Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai).

Taujih Illahi tersebut menjadi pelajaran yang seharusnya terus melekat dalam hati kaum muslimin. Salah menempatkan keyakinan bisa menimbulkan kesalahan. Dalam lingkup diri, melakukan sholat dhuha agar hutang cepat lunas, adalah salah satu contoh salahnya keyakinan. Menempatkan Allah sebagai Rabb, terkadang terlupa tersebab keinginan diri untuk disegerakan hajat. Al Ghazali menuturkan dalam Ihya ‘Ulumuddin bahwa fadhilah amal yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada kita adalah sebagai pendorong amal sekaligus ujian. Maka yang menjadi pendorong hendaklah berada di belakang bukan diletakkan di depan sebagai tujuan. Tujuan amal hanyalah pada Ridho dan ampunan sang Rabb.

Sangat yakin adalah juga tanda yang lupa akan kuasa Rabb penguasa hajat semesta. Adalah jumawa diri yang tumbuhkan rasa sangat yakin akan hajat makhluk. Dan jumawa diri adalah dekat dengan syirik kecil. 

Dalam lingkup yang lebih luas, masyarakat, bangsa, dan negara, dapatlah kita petik buah hikmah Las Navas de Tolosa di atas. Semoga Allah muliakan dengan syahid kaum muslimin di dalamnya. 


"Bagi sebagian orang, kehidupan adalah gerbang menuju neraka. Bagi sebagian lainnya, kehidupan adalah gerbang menuju surga. Dan bagi beberapa orang, kehidupan adalah gerbang menuju surga di dalam surga. Pilihan-pilihan ini tersedia bagi setiap orang kapan saja dan di mana saja mereka berada.. Allah Maha Mengetahui (Islam Andalusia, Ahmad Thomson)."

Wednesday 24 September 2014

Tentang Pinta

Pinta berkata bahwa semua cita dalam diri hendaklah dimintakan pada Rabb.
Pinta beralaskan yang dia cita  kan bawakan selaksa kebaikan bagi sebanyak makhlukNya.
Pinta bermunajat dalam yakin Rabb kan bermurah limpah dalam wujud yang dihajatkan.

Pinta lalui gelap malam dalam sujud dan tengadah tangan tiada lelah.
Pinta lalui terang hari dalam peluh tuk penuhi wajib ikhtiyar.
Pinta lalui gelap dan terang masa namun tiada temui yang dicita.

Pinta telah padam gairah citanya.
Pinta telah putuskan Rabb tiada Rahiim padanya.
Pinta telah punya alasan hadirkan marah pada Rabb.

Pinta beryakin Rabb tiada adil.
Pinta berkata berhak membalas Rabbnya.
Pinta berjalan tinggalkan Rabbnya.

Rabb kirimkan Atqiya'ul Akhfiya' temukan Pinta.

Pinta tertegun temui yang papa lagi masai. 
Pinta takjubi ringan langkahnya dalam rasa cukup, tiada tertarik yang gemerlap didunia dan isinya.
Pinta bertanya rasa bermohon atas cita padanya.

Si papa lagi masai berkata, pada setiap bagian nikmat ada bagian ujiannya.
Si papa lagi masai berkata, pada setiap bagian nikmat ada tanya.
Si papa lagi masai berkata, pada setiap bagian nikmat ada jawab yang harus terapal.
Si papa lagi masai berkata, pada setiap bagian nikmat, halalnya dihisab, haramnya diadzab.
Si papa lagi masai berkata, pada setiap bagian nikmat, ada hisab asal dan peruntukannya.
Si papa lagi masai berkata, yang sedikit kan ringankan hisab, karena yang dihisab sudahlah serasa diadzab.
Si papa lagi masai berkata, yang dihisab kan tenggelam dalam keringat dari malunya, rasai adzab dalam kengerian.

Si papa lagi masai berkata, Rabbmu mencintaimu sepenuhnya.
Si papa lagi masai bertanya, Dan kamu merasa berhak untuk membalas dan meninggalkanNya?

Pinta tersungkur di tanah, dalam sedu sedan linang air mata, maksud hati hendak ungkap syukur dan terima kasih pada si papa lagi masai, yang dituju sudah tiada tertampak di hadapan, berlalu tanpa nama dikenal.

Pinta pahami yang kaya yang miskin, yang bahagia yang duka, yang lapang yang sempit, yang mendapat yang kehilangan, yang sehat yang sakit, bukanlah ukuran kemuliaan.

Menakar mulia dari taqwa, berkendaranya dalam kehidupan barokah lalui setiap masanya.

Tuesday 16 September 2014

Tentang orang sholeh

Aku mencintai orang-orang sholeh, padahal aku bukan bagian dari mereka. Supaya aku dengan sebab itu mendapatkan dari mereka syafaat disisi Allah. Imam Syafii

Sedang Imam Syafii saja berkata seperti itu maka apalah saya? Hanya seseorang yang berharap sebagai yang terhimpun bersama yang dicintai.... para nabi, para syuhada, para shiddiqin, para sholihin. Ya Rabb..Semoga dengannya menjadi wasilah memandangMu

Tentang Ibadah

Saat dalam kandungan kita telah disumpah Allah untuk mengakuiNya sebagai Rabb. Pengambilan sumpah yang tidak bisa dihindari oleh semua bakal manusia yang akan dilahirkan oleh semua ibu di dunia ini. Tidak peduli apapun agamanya kelak saat dia sudah dewasa nanti.

Begitu telah disumpah, maka mandatpun diberikan kepada setiap diri yang lahir, bahwa tidak ada lain bahwa penciptaan manusia adalah hanya untuk tujuan beribadah kepada Allah rabbal 'alamin, hanya untuk menyembah Allah Al Malik Al Yaumuddin. Tujuan tersebut selain menjadi tujuan setiap individu juga menjadi tujuan bagi setiap keluarga, masyarakat, organisasi, perusahaan, bahkan negara. Mandat tersebut selalu melekat kemanapun manusia berjalan sampai dia akan kembali kepada Rabbnya. Satu waktu dimana tidak diperlukan lagi ibadah, yang ada hanya pemberian balasan terhadap semua capaian dari mandat yang telah diberikan.

Bagi yang bertumbuh dalam Islam, maka mandat itu akan selalu dapat dibacanya dalam Al Quran. Hanya saja tidak semua orang melaksanakan mandatnya tersebut. Seseorang yang men-drive kehidupannya untuk melaksanakan mandat tersebut ada yang bernama nabi, rasul dan seterusnya sampai kita sebagai generasi saat ini sering menemuinya dalam wujud bernama dai atau mubaligh.

Maka saat seseorang sudah menjiwai mandatnya, maka baginya Nahnu Du'at Qobla kulli Syai'in adalah menjadi keseharian dalam seluruh kehidupannya. Untuk setiap marhalah yang dilaluinya dia akan mempersiapkan dengan wasilah dalam uslub terbaik agar mencapai ahdaf penciptaannya. Dalam setiap saat dia juga melakukan mutabaah, untuk menentukan apakah tujuan perlu diajukan atau ditunda, apakah suatu wasilah efektif atau tidak, serta menguak apakah uslub yang dipakai sesuai atau tidak.

Maka seorang dai adalah seorang driver, bukan passenger. Dia mencari dan mendapat ilmu kemudian melatihnya,  menjalankan dalam kehidupannya, mengambil resiko di kelas kehidupannya. Di kelasnya, tidak ada kata tertidur, bahkan mengantuk saja dia larang mendatanginya. Dia tumbuh walau tidak ada nilai dan imbalan yang tertulis, nilai tertinggi dari Rabbnyalah yang dia kejar sampai akhir hayatnya.

Maka, perlu jujur melihat diri sendiri. Sudahkah saya tunaikan mandat agung dari Rabb semesta alam? Ataukah diri termasuk yang lalai?