Tuesday 13 January 2015

Tentang hal kecil

Saya dapat membuat list atau daftar hal-hal yang saya anggap kecil dalam kehidupan saya saat ini. Agar tidak rancu, daftar tersebut dengan yang kebalikannya, maka anggap saja bahwa hal-hal kecil tersebut adalah segala perihal atau kegiatan yang jarang (minimal 1 kali dalam sepekan) atau bahkan belum pernah saya lakukan dalam 5 tahun terakhir. Daftar tersebut secara acak dan yang paling mudah terpikir oleh saya bisa jadi adalah: medical check up, mendampingi anak mengerjakan PR, service motor, beres-beres buku di kost.

Hal-hal kecil tersebut jika tetap saya biarkan dianggap kecil, bukan prioritas, bisa jadi menjadi sebab musabab hal besar yang akan menyusahkan saya dalam beberapa tahun kedepan. Beberapa hari yang lalu isteri bercerita tentang teman-teman anak sulung kami yang minggu lalu menginap semalam di rumah kami. Bukan tentang menginap minggu lalu yang dia bahas, namun tentang keinginan mereka untuk menginap lagi dua malam di akhir pekan ini. Saya katakan kepada isteri."Mereka senang jadi anaknya ummi, jadi merasa nyaman di rumah kita." Kemudian isteri menimpali bahwa ternyata mereka nyaman di rumah kami karena dirumahnya masing-masing jarang mendapatkan perhatian dari ibunya. Kedua anak itu mempunyai kasus yang sama yaitu sering ditinggal pergi ibunya, atau ibunya ada di rumah namun tidak terasakan kehadirannya. Kemudian apa yang dikatakan isteri tersebut menjadi renungan buat saya. Jika mendampingi anak mengerjakan PR bukan menjadi prioritas saya saat ini. Maka sebenarnya sayalah yang membuat sedih diri sendiri bukan anak-anak yang membuat sedih jika dikemudian kemudian hari meninggalkan abahnya. Sederhananya, bila ketidakhadiran saya di hati anak-anak tetap saya anggap sebagai hal kecil, maka kebolehjadian hati mereka terisi oleh figur jahiliyah akan menjadi masalah besar saat mereka dewasa nanti. Itu tadi berarti masalah atau hal besar dikemudian hari yang saya anggap kecil saat ini.

Berikutnya terkait faktor usia, sangat mudah ditebak, yaitu tentang kesehatan. Alhamdulillah sampai saat ini saya belum pernah mengalami sakit yang membuat harus sampai dirawat inap. Karena merasa badan ini sehat-sehat saja dengan ditunjang ketersediaan madu dan habatussaudah, maka saya anggap medical check up bukan yang prioritas. Sebenarnya telinga ini sudah sering mendengar ada ustadz maupun kiai yang usianya tergolong masih muda tapi sudah mengalami gula darah yang tinggi, asam urat, stroke maupun sakit jantung. Penyakit-penyakit yang banyak ditimbulkan karena gaya hidup. Penyakit yang membatasi aktivitas dakwahnya karena sang penyakit selalu mengintai kemana kaki melangkah. Siapa saja kita yang punya semboyan isykariman au mud syahidan tidak mungkin meraih cita-cita jika abai pada hal-hal kecil yang kita anggap rutin. Dengan alasan bahwa kita sedang memperjuangkan hal-hal besar, ide peradaban dengan jangka waktu yang panjang maka dibenarkan untuk tidak memperhatikan dan mengerjakan "hal kecil" seperti kesehatan, olahraga, maupun yang namanya membersamai keluarga. Mana mungkin dakwah yang berat dan panjang dikerjakan oleh orang-orang yang sakit-sakitan dan masih mempunyai beban masalah dirumahnya. Mana mungkin dakwah bisa tersampaikan jika untuk menggerakkan anggota badan saja tidak boleh terlalu banyak, berpikir tidak boleh terlalu keras, dan berjalan tidak boleh terlalu jauh. Dan juga apalah artinya, bisa memotivasi orang lain jika keluarga sendiri tidak terawat, didengar orang lain namun diabaikan dirumah sendiri, didekati orang lain namun dihindari perjumpaammya di dalam rumah, dilaksanakan anjuran dan peraturan oleh bawahan dan masyarakat namun dilecehkan petuahnya oleh anak dan isteri sendiri?

Sudah jamak dalam pelatihan-pelatihan kepribadian ataupun menajemen diajarkan untuk membuat skala prioritas atas pekerjaan atau aktivitas keseharian. Namun demikian jarang diajarkan bagaimana cara memilih prioritas berdasarkan goal, tujuan dan kepentingan kita di akhirat nanti. Sehingga salahnya sudut pandang terhadap suatu hal akan menggakibatkan penyesalan seumur hidup. Na'udzu billahi min dzalik.

Tersebut diatas adalah daftar saya, bagaimana dengan daftar anda?