Sunday 21 July 2013

Tentang Kuliah dan Hafalan Al Quran

Kereeen..lulus S2 bertambah pula hafalan Al Qurannya....

Beberapa minggu yang lalu ada selip bahagia berwarna lain, diantara ragam kabar bahagia tentang kelulusan ujian ke-2 dari beberapa sahabat. Selip bahagia 1: Terasakan indah sejuk hijau saat simak lantunan surat terakhir di juz 29 berhasil dituntaskan. Masih segar dalam ingatan ketika memulai dengan Al Mulk, dua tahun yang lalu. Sebentuk azzam hadir tuk membersamai waktu-waktu yang terlalui selama studi dengan hafalan yang juga terus menambah. Termaklumi bahwa 1 Juz selama dua tahun bukanlah jumlah yang banyak bagi sebagian orang. Namun teruntuk yang tinggal di lingkungan kost dengan beragamnya teman beserta macam kegaduhannya, ditambahi beragam aktivitas kuliah maupun organisasi, maka yang tertatih-tatih berusaha setor di tiap mingguannya adalah capaian juga. Beberapa hari setelah itu menyusul bahagia kedua: Bincang hangat di senja hari saat tujui Salman bersama seorang sahabat Kamil, dapati kabar bahwa beliau telah masuk ke hafalan juz 1. Dan..ingatan ini kembali menerawang sang waktu tatkala kurang dari 1 tahun yang lalu beliau memulai hafalan dengan juz 30, disusuli juz 29 dan 28. Ya, setelah belum genap 1 tahun, diantara padatnya kuliah dan tugas, beliau sudah memasuki juz keempat yang dihafal, Masya Allah…

Sahabat, sungguh ingin kita menjadi seperti mereka. Ada nilai lebih yang kan kita bawa sepulang menyelesaikan studi-studi kita. Ada lebih dari ilmu dan ijazah yang bisa kita hadiahkan bagi orang-orang yang kita cintai. Dan yang paling utama ridho Allah Azza wa Jalla untuk kemudian menjadi keluarga Allah di akhirat. Yang mana akan naik dan terus naik ke surga sampai kemudian berhenti di tingkat tertinggi di ayat terakhir yang dibacanya. Yang dapat memberikan hak syafaat kepada 10 anggota keluarganya. Yang padanya dipakaikan pakaian dan mahkota kehormatan. Juga pada kedua orang tuanya teranugerahkan pakaian kehormatan, yang karenanya terbersit tanya dari mereka, “Kenapa kami di beri dengan pakaian begini?”. Kemudian di jawab, “Kerana anakmu hafal Al Quran.”

Sahabat, sungguh rasa sayang kita dengan Ramadhan ini tiada terbantahkan, kesyukuran kita dipertemukan Allah dengan Ramadhan ini tak terbilangkan. Akhirnya, Akankah bertambahnya ayat-ayat Al Quran dalam hafalan kita bisa menjadi bukti wujud rasa syukur atas nikmat Rabb semesta alam tersebut?

Ijinkan ditutup dengan dialog imajiner dalam suatu angan berikut: 10 tahun sejak kelulusannya dari kampus ITB, seorang bapak bersama anaknya berjalan susuri kampus ditimpali dialog-dialog ringan yang muncul. “Nak di kampus ini bapakmu dulu menyelesaikan hafalan Al Quran juz 29”, kata sang bapak. Bukannya bapak dulu disini sekolah S2?” telisik sang anak. “Iya nak, bapakmu dulu juga belajar disini, tapi adalah juz 29 tersebut yang paling membahagiakan batin bapak, selain juga ilmu dan kelulusan. Karena sejak itu, Alhamdulillah bapak jadi bersemangat menghafal sampai tuntas 30 juz,” jawab sang bapak.

Bagi sahabat Kamil semua, semoga barokah segala niatan dan ikhtiyar hafalannya. Dari yang sedikit, namun terus bertambah kebaikannya, baik dalam kesempitan maupun kelapangan, terjaga istiqomah, tertuntaskan 30 Juz baik dalam laku, ruh, dan pikiran sampai akhir hayat. Amin ya robbal ‘alamin