Tuesday 29 January 2013

terTANGGUHkan



tak pernah terpikir sebelumnya sampai waktu engkau pertanyakan
tak pernah terpikir, namun menjadi satu penandanya
tak pernah terpikir, namun ternyakini tak pernah kebetulan belaka
adalah tangan2 terkuat mengayun lembut, terbuang segala prasangka karenanya
bukan maaf yg terminta karenanya..bahkan sudah menjadi yang terlupakan sejaknya
pada pengembaraan jiwa, yang tertuntunkan Nur dari langit, terpasrahkannya waktu dan pengaturan kepadaNya Al Ghaniy, mohonkan barokah tak terputus, di langit bumi di bumi langit

Sunday 20 January 2013

Path

Tidak ada sesuatupun yang terjadi dengan kebetulan..

Agenda Rabu:
Bertemu Prof Umar, melaporkan hasil sampling
Bertemu Dr Fatkhan (belum ada janjian)
Bertemu Prof Satria (belum ada janjian)
Bertemu Dr. Gunawan (belum ada janjian)
Bertemu Dr Waris (belum ada janjian)
Bikin jadwal pertemuan rutin dg Dr Brian (lewat BBM, insya Allah beres)

Kamis pagi...

Perjanjian untuk bertemu adalah sebelum jam 12, Jam 11 otw menuju TG menemui Dr Fatkhan (promotor 2)...kita berdiskusi. Setelah mendapat bekal yg cukup agenda selanjutnya menuju sholat Dzuhur..dalam  perjalananya menuju Salman bertemu Prof Umar. Sambil berjalan saya laporkan hasil pertemuan dg Dr Fatkhan, beberapa hal yg harus ditindaklanjuti dan beliau juga titip pesan buat Bu Yani (teman satu lab). Setelah selesai sholat dhuhur, tampak sekilas Prof Satria juga meninggalkan masjid, tanpa pikir panjang segera langkahkan kaki menuju beliau. Belum sampai 2 langkah berjalan, Dr Brian memanggil, ada beberapa informasi tentang perubahan jadwal pertemuan sore nanti dg beliau. Selesai urusan dg Dr Brian, segera berlari mengejar Prof Satria, alhamdulillah terkejar, dan tugas membawa alat bor ke Jl. Banceuy telah di approve. Kami berpisah setelah didepan kami terlihat Prof Akhmaloka (Rektor) yg kemudian ngobrol dg Prof Satria. Setelah beberapa menit sampai di lab, muncul Dr Gunawan. Permasalahan jadwal presentasi kemajuan studi selesai dibahas..alhamdulillah. Waktu Ashar-pun tiba..dalam perjalanannya menuju masjid bertemu Dr Waris bersama  Dr Nurul yg sedang berjalan berlawanan arah dengan kami. Menimbang-nimbang apakah akan mengikuti Dr Waris utk membuat janji presentasi..atau tetap ke Masjid saja? hati kecil bilang ke masjid saja. Akhirnya sore itu memang tidak bertemu dg Dr Waris lagi.

Jumat pagi....
Keesokan harinya saya kirim email utk mencari solusi waktu presentasi dengan beliau.

Sabtu... belum ada jawaban email

Ahad...masih belum ada jawaban email

Selesai sholat dzuhur, menuju kantin Salman utk makan siang. Tanpa ada dugaan apapun terlihat Dr Waris juga berada di tempat yang sama. Selesai makan memberanikan diri menemui beliau. Terucap janji selasa besok jam 1 untuk presentasi.. Alhamdulillah, Tidak ada satupun kejadian tanpa pengaturanMu...Terlantun di setiap paginya, untaian Doa temaktub dalam (Q.S. Al-kahfi : 10).

Kontemplasi

29 menit menuju waktu Dzuhur ....

.....seorang laki-laki mencoba menengok dalam heningnya...
............hening yg sering menjadi sumber ketakutannya....
...................karena hening serasa membunuh syaraf-syaraf kesadarannya
......................hening yg menenggelamkannya....hening yang selama ini dihindarinya

sampai pada suatu titik dia sudah terpojok, dalam satu sudut pertemuan tiga garis
mulai mendekat ilusi-ilusi yang selama ini dia jauhkan dari semua dendrit di otaknya
tak berdaya dia menerima gentayangan potongan kehidupannya sendiri
hanya alunan dzikir nabi Yunus as yang dia rapal dalam kepasrahannya, melihat karma setiap kejadian

16  menit menuju waktu Dzuhur...

Berkelit dari satu adegan..sembari melemparinya dg arogansi diksi, terus berkelit lagi dengan diksi berikutnya
Sambung menyambung..mengiringi setiap fragmen yg terpampang..sebuah konser panjang yg tak dapat dinikmatinya...dengan seharusnya
Namun akhirnya... lelah
menerima adalah satu-satunya jalan keluar dari 3 garis ini..

Tidak ada pengandaian lagi yg berguna...keputusan sudah ditetapkan...bersama terbukanya semesta raya nan abadi.

...Seorang baru sadar saat dia dimatikan, karena tidurnya selama ini teranggap sebagai sadarnya

5 menit menuju waktu dzuhur...

Thursday 17 January 2013

Nilai A?

Pak.. apa yang harus dilakukan agar dapat lulus kuliah dengan cepat dan baik? begitu pertanyaan dari salah seorang mahasiswa ketika mengikuti kuliah Kapita Selekta.

Bro..Sebenarnya tidak ada yang namanya jalan pintas, setiap kita melakukan pintasan..pasti juga ada konsekuensi-konsekuensi yang harus kita hadapi. Bisa jadi kematangan berfikir yang masih belum dipunyai, kestabilan emosi, ataupun kompetensi yang belum tercapai. Jika kita telah sungguhkan hati untuk memperoleh hasil maksimal dari setiap mata kuliah atau apapun yang dicitakan, selama itu hal2 yang disepakati oleh agama dan norma dalam masyarakat yang sehat.

Yang dapat dilakukan adalah menunggu datangnya kebahagiaan itu adalah dengan mengisinya dengan hal-hal yang baik, menjauhkan dari perbuatan diri yang menambah dosa, hindari kebiasaan buruk yg sudah anda janjikan untuk diri anda sendiri maupun kepada tuhan (contoh kebiasaan buruk: mahasiswa paling senang menunda-nunda...).

Memantaskan diri untuk menerima anugerah kebaikan itu..tentu saja kepantasannya utk mendapat nilai A adalah membaca buku, latihan, mengalokasikan waktu untuk mempelajari yang kita ingin nilainya A. Hal yg tidak masuk akal dan tidak  masuk sunatullah, jika kita menginginkan nilai A tetapi malas untuk membeli buku, membaca buku, berlatih soal-soalnya, dan masih menunda-nunda untuk segera belajar. Berlakulah hormat pada sang pengantar ilmu..guru-gurumu, dosen-dosenmu, ustadz-ustadzmu, kyai-kyaimu. Bersikap ramah terhadap teman-temanmu, kakak-kakak kelasmu, adik2mu, jadikan kehadiran kalian sebagai yang dirindukan karena kehangatan, keceriaan, dan kebahagiaan yang selalu mengiringi kehadiranmu bagi hati mereka semua.

Semoga dengan kesetiaan kita pada kebaikan akan menyegerakan hadirnya kebahagiaan apapun ..tidak hanya sekedar nilai A, akan tetapi kemampuan menguasai ilmu yang diajarkan adalah diatas dan lebih berharga daripada sekedar sebuah nilai A.

Setiap orang jelas akan menemui hambatan dalam setiap perjalanannya..akan tetapi doa kita adalah untuk dikuatkan dan dibesarkan kemampuan melebihi masalah-masalah yang kita temui. Insya Allah sebesar apapun rintangannya, kalau kita dimampukan melebihinya, maka tidak ada lagi yang namanya rintangan besar. dan apapun yang dititipkan kepada kita nantinya adalah sebenar-benarnya titipan, kalaupun kita sudah dipantaskan untuk menerimanya, maka jangan sampai hati merasa memiliki, sehingga jika sewaktu-waktu titipan itu diminta, kita tidak merasa terlalu kehilangan. Kalaupun kita menemui kehilangan yang seakan itu sebagai hukuman dari Allah, percayalah selama kita masih hidup itu bukan sebagai hukuman, namun berarti peringatan..yang kita diberikan waktu olehNya untuk segera putar haluan untuk kembali berpihak pada kebenaran.