Tuesday 21 October 2014

Tentang Pemimpin

Pemimpin itu seharusnya adalah yang paling takut pada Allah, yang paling 'alim, yang paling mengingat mati, adalah dia yang paling perasa jika Allah dan RasulNya yang dilukai, tetapi juga yang paling tidak merasa terluka jika dirinya yang dilukai.

Pemimpin itu seharusnya adalah yang paling kuat daya tahannya atas puji dan cercaan makhlukNya, adalah dia yang paling cepat memaafkan cerca, adalah dia yang paling tidak suka puji dan adalah dia cepat lupakan puji.

Pemimpin itu seharusnya adalah  yang paling mudah menanggis apabila mendengar ayat-ayatNya, yang paling mudah menangis apabila yang dipimpinnya dirundung derita dan ketidakadilan, yang paling mudah menangis apabila dalam sendiri bertemu Rabbnya, merasa hamba yang paling berdosa.

Pemimpin itu seharusnya adalah yang merasa bersalah jika terlewat : fardhu tanpa berjamaah di masjid, malam tanpa tahajud, pagi tanpa dhuha, sholat wajib tanpa rawatib, setiap bulannya tanpa ayyaumul bidh, setiap malam jumat tanpa Al Kahfi.

Pemimpin itu seharusnya bisa menjadi imam sholat bagi yang dipimpinnya, bisa menjadi murabbi bagi yang dipimpinnya, bisa menjadi qudwah yang dipimpinnya, bisa menjadi kepercayaan yang dipimpinnya, bisa menjadi sahabat dalam tangis dan tawa yang dipimpinnya.

Pemimpin itu seharusnya yang taktertampak ibadahnya namun terasa akibat ibadahnya oleh yang dipimpinnya.
Pemimpin itu seharusnya yang tak tertampak sedihnya terbeban amanah, namun terasa terlaksananya amanah oleh yang dipimpinnya.

Pemimpin itu seharusnya yang paling dahulu dan rajin menghisab diri. Pemimpin itu seharusnya yang paling peka jika barokah tidak menaungi diatas tanah yang dipimpinnya, pada yang dipimpinnya. Pemimpin itu seharusnya yang menangis pilu dan takut jika ada beban taktertunaikan.

Jika yang dipimpinnya dalam salah satu diantara dua keadaan, maka Pemimpin itu seharusnya yang paling dahulu rasakan sedih,  dan yang paling akhir rasakan bahagia.


Pemimpin itu seharusnya yang hadirkan surga dalam hidupnya, yang hadirkan surga dalam kehidupan yang dipimpinnya, dan yang berada didepan gerbang surga di dalam surga.

Dalam segala doa dan ikhtiyar, untuk merubah diri yang masih berkata "seharusnya".
Setiap hamba adalah pemimpin untuk dirinya, untuk keluarga, untuk ummat.

No comments:

Post a Comment