Tuesday 14 October 2014

Tentang alasan menikah

Simaki pernyataan dari seorang wise man di website sebelah, rasanya ada yang kurang kalau kita  belum memaknai alasan menikah dari sumber hukum kita sebagai muslim. Seperti yang digambarkan oleh Peter Gould dalam lukisannya, bahwa kita dilahirkan membawa mandat yang sama, membawa alasan yang sama, dengan yang diturunkan kepada para nabi dan Rasul, dari Adam 'alaihi wassalam sampai dengan kekasih tercinta kita, Rasulullah sholallahu alaihi wa alaihi wassalam.

Terkadang keberanian menikah menjadi di luar nalar bagi yang lebih banyak menggunakan pikiran dari pada keimanan. Nabi bersabda: "Nikahilah wanita yang penyayang dan subur karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud. Hadits senada diriwayatka oleh An Nasa’i dan Ahmad)". Ini hanya satu diantara banyak dalil lain dari Al Quran dan Al Hadist.


                                          picture: Peter Gould

Jadi jika kita benar-benar mencintai Rasulullah sholallahu alaihi wassalam, maka kita akan mendengarkan beliau dan melaksanakan perintahnya yang karenanya tersebab cinta beliau kepada kita. Ternyata, Menjadi banyak pertimbangan jika kita terlalu mengedepankan pikiran, contohnya..

Jika segera menikah maka...?

1. Bagaimana memberi makan Isteri, bagaimana mensejahterakan keluarga nanti? belum lagi...Bagaimana membiayai SPP kuliah sang isteri nanti, sedang SPP saya juga dari ortu...takutnya nanti ada biaya-biaya tak terduga  dan terduga yang akan menyebabkan dia malu pada istri dan keluarganya. (Lupa yaa...yang memberi makan anda, isteri, anak..itu bukan uang dari penghasilan anda, tapi dari Allah).

Belum lagi takut biaya pernikahan yang tidak bisa tercukupi...

Tentang biaya pernikahan? Jika anda memang Allah takdirkan belum berpunya tapi sudah kuat tekat menikah, Allah pasti akan mempertemukan anda dengan pasangan yang tidak memikirkan biaya pernikahan. Sebaliknya, Jika anda tunda pernikahan dengan mempersiapkan sungguh-sungguh biaya pernikahan, Insya Allah juga akan Allah pertemukan dengan keluarga yang bersungguh-sungguh memperhatikan biaya pernikahan. Mungkin ada yang bilang.."Alhamdulillah sudah ngumpulin uang utk biaya pernikahan, jadi pas menikah sudah tersiapkan semuanya, dan cukup." Tapi juga akan ada yang berpikir sebaliknya.."Alhamdulillah walau dulu tidak punya tabungan utk biaya pernikahan, tapi pernikahan tetap terlaksana, walau sederhana saja, dan sekarang bisa sama-sama istri untuk ngumpulin uang buat keluarga". Jadi akhirnya kedua jalan berpikir itu memulai hidup berkeluarga dari saldo yang sama-sama "nol" (dalam arti masing-masing ya....), namun dalam skala waktu sepertinya akan berbeda darimana memulainya, atau darimana start umurnya. Hehe.ini hanya interpretasi saya lho atas apa yang pernah saya alami.

So...Jika anda tidak match dg biaya pernikahan yang diajukan pihak wanita, maka itu memang bukan jodoh dari Allah yang dipilihkan untuk anda. Kalau begitu, Santai aja broo, jangan kelamaan patah hati..dengan apa yang Allah sudah tentukan, yakin akan ada jodoh yang lebih baik dari Allah.

2. Akan menggangu jalan karier...kan belum lulus S1, S2, S3 dst, belum dapat kedudukan tertentu, pangkat tertentu, gaji tertentu...takutnya akan ada urusan-urusan baru, memecah kosentrasi, ada urusan anak sakit, antar ke dokter, tentu nambahin pikiran.. yang bisa-bisa mengganggu karirnya. takut perjalanan karirnya terancam, takut ga segera lulus...kenapa hidup jadi mengerikan gitu yaa??? Kan kita punya Allah, ada di setiap langkah kita, pasti Allah yang memberi solusi, jika kita taat padaNya. Tidak ada sesuatupun yang luput dari Allah, tidak akan Allah senang jika kekasihNya berkesusahan. Check.. QS At Tholaq.

If.. ada kasus, saat anda tidak risau dengan jalan karir, tetapi ketemu calon mertua yang masih mensyaratkan untuk menunggu faktor kelulusan atau ijazah dari anda dan anaknya, dan itu tidak match dengan target anda menjalankan sunnah. Sekali lagi mungkin dia bukan jodoh dari Allah yang dipilihkan untuk anda. Kalau begitu, Santai aja broo, jangan kelamaan patah hati..dengan apa yang Allah sudah tentukan, yakin akan ada jodoh yang lebih baik dari Allah. Heheh...Hunting yang sama-sama ingin mensegerakan saja. Tapi jika ortu anda sendiri yang masih risau dengan jalan karir, jangan terus ditinggalkan ya...tetap pakai prinsip bil hikmah wa mau'idzatil hasanah.

3.  Takut gagal dan Takut gagal menikah...takut citranya turun jika gagal dalam berkeluarga, jadi takut pilih-pilih istri, berhati-hati sekali memilih istri. Semakin dewasa, semakin tidak tertarik wanita yg belum mature, tidak dewasa, berisiko, yang bicaranya tidak tertata. Sedang wanita yang selevel, sekelas dengannya sudah pada menikah, sudah tua, sudah tidak menarik secara fisik. Ada seorang sahabat yang belum menikah mendapat tawaran taaruf dengan sahabit yang hafidzoh...alasan sang sahabat itu tidak berani melamarnya adalah levelnya terlalu tinggi, nanti tidak bisa lagi nonton sepak bola lagi... :). Begitulah akan ada saatnya standar masing-masing tidak seimbang, tapi pada satu waktu hal tersebut tidak bisa dihindari. Selagi anda masih dalam level yang seimbang dengan calon pendamping hidup anda, kenapa harus ditunda lagi rencana pernikahan anda? dan kalaupun anda mendapat yang berkualitas yang lebih daripada anda, maka bersyukur dan bersegeralah menikah, dan dalam perjalanannya, belajarlah, berusaha menjadi seberkualitas pasangan anda.

4. Sudah tidak bisa ubyang-ubyung dengan wanita yang lain.. Yang ini tidak usah terlalu dibahas yaa...

Jadi dari beberapa poin diatas:
Laki-laki cenderung menjauhi pernikahan, wanita cenderung mendekati pernikahan. Laki-laki cenderung sedikit pertimbangan segera menikah, wanita cenderung banyak alasan dan pertimbangan utk mensegerakan menikah

Kalau mengerti bahwa keimanan dan ketaqwaan itu yang utama, maka laki-laki ataupun wanita pasti ia akan cenderung mensegerakan pernikahan. Sedikit pesan..Bagi wanita, jangan karena terlalu banyak alasan utk segera menikah, sehingga sembarangan dan mengiyakan saja siapa saja yang paling dulu melamar. Bagi laki-laki, jangan tunda lagi jika ada tawaran menikahi wanita muslimah yang berkualits agamanya serta telah paham jalan dakwahnya.

Tumbuh bersama utk dewasa dengan pasangan adalah salah satu alasan melawan yang 4 poin diatas. Dalam usia sama mudanya, sama-sama punya semangat dalam dakwah yang menggebu, juga sama-sama masih saling menarik secara fisik. Jika sama-sama mulai dari bawah. Insya Allah ikatan, boundingnya akan lebih kuat dan bermakna, dibanding dengan yang bertemu dengan kita saat kita sudah sukses. Tidak ada jaim lagi jika sama-sama tahu apa yang dipunya, apa yang dikejar, jika sama-sama mulai dari bawah. Akan lebih kuat dalam melalui setiap badai karena sudah terlatih melewati bermacam tipe badai sejak awal pelayaran mengarungai samudera kehidupan. Bukan berarti juga yang bertemu saat sudah berlayar dengan baik dan stabil itu lantas tidak baik bagi anda..hehe..belum tentu juga, nanti kapan nikahnya dong, kalau saat mulai berlayar tidak ada teman berlayar, dan saat sudah stabil berlayar juga tidak ada pasangan yang menemani. (catatan: Sengaja supaya menjadi misteri bagi masing-masing anda tentang contoh percik barokah pernikahan yang disegerakan, agar anda punya jalan cerita sendiri yang bisa anda rasakan jika mengalaminya.)

Kalau ada yang pernah merasa melihat dan memandang dengan kacamata dunia, sepasang suami isteri yang belum bermotor, apalagi bermobil, si isteri menggendong anak yang masih bayi, beserta sang suami disampingnya yang juga memanggul anak di punggungnya. Lalu anda berkata dalam hati.."Jangan sampai nanti keluarga saya menderita seperti apa yang terjadi pada mereka". Maka bersiap-siaplah anda salah...

Belum tentu anda lebih bahagia dibanding mereka saat nanti anda sudah berkeluarga dan bermobil atau bermontor bersama anak isteri. Seperti halnya belum tentu mereka sedih karena Allah berikan hidup yang sederhana dalam keseharian.Ingat kisah nyata tentang seorang bapak tukang becak di Jawa Timur? Beliau sudah merasa hidupnya bahagia dengan sang istri, rumah sederhananya, dan becak untuk menjemput rizki. Tukang becak istimewa yang hafiz Al Quran dan mampu melantunkannya dalam 7 maqams, berputera dua yang juga hafiz. Puteranya yang sudah menjadi pejabat dan dosen tentu saja menjadi sumber kebahagiaan sang bapak, namun tidak juga membuat beliau menerima tawaran keduanya untuk mengganti life style sederhananya. Beliau lebih bahagia dalam kesederhanaannya dengan terus melayani orang-orang yang beliau antar naik becak. Terkait profesi dan kebahagiaan nya berbecak, ada dua ketetapan beliau senantiasa jaga..pertama : Beliau berketetapan bahwa berapapun uang yang ditawarkan penumpangnya tidak akan ditawarnya, tapi langsung diiyakan dan diantar...itulah kebahagiaannya. Kedua, beliau berketetapan bahwa apa-apa yang menjadi makanan bagi keluarganya adalah harus terjamin halalnya, dan beliau akan memastikan hal itu. Itulah jalan hidup yang beliau yakini, dan insya Allah yang menjaga kebarokahan Allah atas hidupnya. Dari beliau kita tersadar, tidak ada alasan bagi hamba yang menjaga Allah untuk takut tidak mendapat barokah hidup berkeluarga dari Allah.
Alhamdulillah Allah memberikan bermacam contoh penjaga-penjagaNya, bermacam status pendidikannya, bermacam kedudukannya, bermacam status sosialnya, bermacam kehidupan ekonominya, bermacam profesinya. Apakah kita masih meragu?

 "Orang-orang yang beriman sangat besar cinta-nya kepada Allah." (QS. Al-Baqarah: 165)

Mohon maaf untuk tulisan yang terlalu tajam menggores-gores. Pengalaman yang telah teralami penulis, semoga menjadi buah pelajaran para sahabat semua.

Selamat hidup berbarokah sejak awal bagi yang mensegerakan sunnah ::)

No comments:

Post a Comment