Monday 29 September 2014

Tentang Sangat Yakin


Sangat yakin adalah salah satu penyakit hati yang tidak seharusnya ada bersama seorang mukmin. Adalah Muhammad an-Nashir yang saat itu masih berusia 18 tahun memimpin bala tentara muslim sejumlah 600 ribu pasukan menyeberangi selat Gibraltar menuju Andalusia. Kedatangannya ke Eropa tidak ada lain kecuali untuk memukul mundur pasukan salib yang memerangi Andalusia dengan pimpinan Paus Innocent III pada tahun 1212 . Bala tentara yang digalang Paus Innocent III dengan salah satu komandannya adalah raja Alfonso VII juga bukan datang dalam jumlah yang main-main. Karena pasukan salib saat itu merupakan gabungan pasukan dari wilayah Spanyol, Portugis, negara-negara Kristen Trinitarian di wilayah Eropa Selatan.

Pengalaman berperang Muhammad an-Nashir telah teruji di tanah Afrika saat memimpin dinasti Al Muwahhidun menumpas gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh Bani Ghania. Namun untuk berperang di tanah Andalusia, dia bisa dikatakan tanpa bekal pengenalan medan yang cukup. Baginya tiada kekhawatiran atas pengalaman perang yang minim di Andalusia, karena jumlah pasukannya yang besar diyakininya mampu menyapu apapun yang menghadang. Muhammad an-Nashir mengabaikan nasihat dari jenderal-jenderalnya yang cakap dan pengalaman, terutama masukan dari  perwira-perwira asli Andalusia. Begitu yakin atau sangat yakin itulah yang kemudian menjadi asal mula hancurnya pasukan muslim. Peperangan di daerah yang di kenal dengan nama Al-Iqab menjadi salah satu catatan kelam sejarah Islam di Andalusia, karena dampak ikutannya menjadi tragedi kemanusiaan yang tragis. Sikap Muhammad an-Nashir tersebut akhirnya meminta korban tentara serta ribuan umat Muslim gugur berperang di jalan Allah. Perang itupun disebut  sebagai perang Las Navas de Tolosa dengan  hanya menyisakan kurang dari 1000 pasukan muslim yang kembali dari medan perang. Kekalahan pada perang ini telah menjadikan kota dan desa di Afrika nyaris tak berpenghuni dan tiada ditemukan pemuda yang layak untuk diajukan ke medan perang. Dan bagi Andalusia, musuh-musuh Allah dapat kembali melanjutkan dan memperluas penaklukan-penaklukannya, karena imperium Al Muwahhidun yang dikhawatirkan, sudah tidak ada lagi. Setelah peperangan itu, pembantaian kaum muslim sipil terjadi di banyak tempat, dan tercatat dalam sejarah tragedi Bayasa dan tragedi Wabda sebagai tragedi tak terperikan.

Menjadi sangat yakin dengan jumlah yang banyak telah menjadi peringatan yang Allah berikan saat Rasulullah bersama bagian besar kaum muslim muallaf melawan kaum musyrikin dalam perang Tabuk (QS At Taubah 25. Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai).

Taujih Illahi tersebut menjadi pelajaran yang seharusnya terus melekat dalam hati kaum muslimin. Salah menempatkan keyakinan bisa menimbulkan kesalahan. Dalam lingkup diri, melakukan sholat dhuha agar hutang cepat lunas, adalah salah satu contoh salahnya keyakinan. Menempatkan Allah sebagai Rabb, terkadang terlupa tersebab keinginan diri untuk disegerakan hajat. Al Ghazali menuturkan dalam Ihya ‘Ulumuddin bahwa fadhilah amal yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada kita adalah sebagai pendorong amal sekaligus ujian. Maka yang menjadi pendorong hendaklah berada di belakang bukan diletakkan di depan sebagai tujuan. Tujuan amal hanyalah pada Ridho dan ampunan sang Rabb.

Sangat yakin adalah juga tanda yang lupa akan kuasa Rabb penguasa hajat semesta. Adalah jumawa diri yang tumbuhkan rasa sangat yakin akan hajat makhluk. Dan jumawa diri adalah dekat dengan syirik kecil. 

Dalam lingkup yang lebih luas, masyarakat, bangsa, dan negara, dapatlah kita petik buah hikmah Las Navas de Tolosa di atas. Semoga Allah muliakan dengan syahid kaum muslimin di dalamnya. 


"Bagi sebagian orang, kehidupan adalah gerbang menuju neraka. Bagi sebagian lainnya, kehidupan adalah gerbang menuju surga. Dan bagi beberapa orang, kehidupan adalah gerbang menuju surga di dalam surga. Pilihan-pilihan ini tersedia bagi setiap orang kapan saja dan di mana saja mereka berada.. Allah Maha Mengetahui (Islam Andalusia, Ahmad Thomson)."

No comments:

Post a Comment