Saturday 30 March 2013

Tentang anak, satu langkah kecil dulu: Detik tanpa kata



Tentang anak, satu langkah kecil dulu:

Detik tanpa kata


Suatu sore, dalam perjalanan pulang selepas bimbingan dengan promotor terpikir untuk bertukar kabar dengan si sulung. Teringat, saat beberapa hari lalu dia gencar sekali bertanya tentang siroh Rasululllah Sallallahu 'Alaihi Wasallam. Katanya mencari bahan untuk pertanyaan yang akan diajukan ke teman2 sekelasnya. “Siapa saja yang bisa menjawab 3 pertanyaan, nanti dikasih 3 hadiah yang telah disiapkan”, tuturnya. Setelah diobrolkan selama 2 hari, akhirnya 3 pertanyaan itupun siap. Hehe..ternyata hanya satu pertanyaan yang berhubungan dg siroh..Tentang, siapakah nama isteri Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam yang berasal dari Bani Mushthaliq, sedangkan satu pertanyaan lagi, khasnya anak laki-laki, siapa pemain bola terhebat didunia..sebelumnya terbersit pertanyaan tentang siapa pemain bola wanita terhebat, tapi katanya susah cari jawabnya (yang ini sengaja tdk saya ajak browsing utk mencari jawabnya, khawatir muncul gambar2 yg tdk pantas). Malam hari sebelum berangkat menuju Bandung, saya masih sempat melirik pada 3 hadiah kecil di atas meja yang telah terbungkus rapi dengan kertas hvs putih sebagai penutupnya..katanya kemudian,“Hadiahnya ‘setip’ (karet penghapus)”.

Setelah berada di kampus, dua hari kemudian baru terbersit tanya tentang kelanjutan dari hadiah2 itu. Dan sore itu sambil menuju parkiran, terasai nikmat obrolan dengan si sulung. Antusias jika diminta menceritakan apa yang telah dialaminya. Apakah semua pertanyaannya terjawab oleh temen2nya? Apakah banyak yang menjawab? Siapa saja yang dapat hadiahnya? Adalah pertanyaan2 deras dari saya. Menjawabi atas beberapa pertanyaan yg terlontar dari abahnya, Obrolan yang lucu-lucu pun hadir, sambil lalu mengomentari polah tingkah jawab dari teman-temannya..ternyata beberapa teman2nya bisa menjawab pertanyaan2 itu dan hadiah yang tersediapun sukses terdistribusi.

Sampai kemudian saya bertanya, “Kapan lagi mas buat pertanyaan dan kasih hadiah lagi?”

“Sebulan lagi”, jawabnya.

Sampai disinipun saya masih datar2 saja, “Oh sudah terjadwal ya?”

Kemudian pertanyaan susulannya, “Lah kalau besok siapa yang dapat giliran memberi pertanyaan?” Terbayang dalam benak saya, jika setiap hari ada sesi pertanyaan dan tebar hadiah, maka kurang lebih 1 bulan lagi akan tiba gilirannya lagi.

Diluar yang saya perkirankan, jawab singkatnya, “Ga ada..”

Tentu saja saya curiga, kenapa hanya Fadhiil yang mendapat tugas utk memberi hadiah kepada teman2nya..? apa dia dapat hukuman dari bu gurunya…? Karena yang lalu, saat kelas 2 ada kalanya pulang membawa PR untuk menulis beberapa baris, tersebab tidak tertib dalam sholat berjamaah.

Sehingga satu tanya lagi terlontar dari saya, “Apa mas disuruh sama bu guru untuk itu?”

“Tidak disuruh bu Guru, pengen saja kasih hadiah ke teman2”, begitu jawabnya..

Sampai beberapa detik kemudian saya sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi...Cukupkan sampai disini

Terucap dalam hati yang berkaca-kaca ini, “Anakku, ijinkan kupeluk erat dirimu”. Mohonkan pada Allah tuk jagakan ikhlas dan istiqomah. Hari itu abahmu belajar lagi darimu nak, tentang arti Bahagia dalam Berbagi.

No comments:

Post a Comment