Tentang anak, satu
langkah kecil dulu:
Detik tanpa kata
Suatu
sore, dalam perjalanan pulang selepas bimbingan dengan promotor
terpikir untuk bertukar kabar dengan si sulung. Teringat, saat beberapa
hari lalu dia gencar sekali bertanya tentang siroh Rasululllah
Sallallahu 'Alaihi Wasallam. Katanya mencari bahan untuk pertanyaan yang
akan diajukan ke teman2 sekelasnya. “Siapa saja yang bisa menjawab 3
pertanyaan, nanti dikasih 3 hadiah yang telah disiapkan”, tuturnya.
Setelah diobrolkan selama 2 hari, akhirnya 3 pertanyaan itupun siap.
Hehe..ternyata hanya satu pertanyaan yang berhubungan dg siroh..Tentang,
siapakah nama isteri Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam yang
berasal dari Bani Mushthaliq, sedangkan satu pertanyaan lagi, khasnya
anak laki-laki, siapa pemain bola terhebat didunia..sebelumnya terbersit
pertanyaan tentang siapa pemain bola wanita terhebat, tapi katanya
susah cari jawabnya (yang ini sengaja tdk saya ajak browsing utk mencari
jawabnya, khawatir muncul gambar2 yg tdk pantas). Malam hari sebelum
berangkat menuju Bandung, saya masih sempat melirik pada 3 hadiah kecil
di atas meja yang telah terbungkus rapi dengan kertas hvs putih sebagai
penutupnya..katanya kemudian,“Hadiahnya ‘setip’ (karet penghapus)”.
Setelah berada di kampus, dua hari kemudian baru terbersit tanya
tentang kelanjutan dari hadiah2 itu. Dan sore itu sambil menuju
parkiran, terasai nikmat obrolan dengan si sulung. Antusias jika diminta
menceritakan apa yang telah dialaminya. Apakah semua pertanyaannya
terjawab oleh temen2nya? Apakah banyak yang menjawab? Siapa saja yang
dapat hadiahnya? Adalah pertanyaan2 deras dari saya. Menjawabi atas
beberapa pertanyaan yg terlontar dari abahnya, Obrolan yang lucu-lucu
pun hadir, sambil lalu mengomentari polah tingkah jawab dari
teman-temannya..ternyata beberapa teman2nya bisa menjawab pertanyaan2
itu dan hadiah yang tersediapun sukses terdistribusi.
Sampai kemudian saya bertanya, “Kapan lagi mas buat pertanyaan dan kasih hadiah lagi?”
“Sebulan lagi”, jawabnya.
Sampai disinipun saya masih datar2 saja, “Oh sudah terjadwal ya?”
Kemudian pertanyaan susulannya, “Lah kalau besok siapa yang dapat
giliran memberi pertanyaan?” Terbayang dalam benak saya, jika setiap
hari ada sesi pertanyaan dan tebar hadiah, maka kurang lebih 1 bulan
lagi akan tiba gilirannya lagi.
Diluar yang saya perkirankan, jawab singkatnya, “Ga ada..”
Tentu saja saya curiga, kenapa hanya Fadhiil yang mendapat tugas utk
memberi hadiah kepada teman2nya..? apa dia dapat hukuman dari bu
gurunya…? Karena yang lalu, saat kelas 2 ada kalanya pulang membawa PR
untuk menulis beberapa baris, tersebab tidak tertib dalam sholat
berjamaah.
Sehingga satu tanya lagi terlontar dari saya, “Apa mas disuruh sama bu guru untuk itu?”
“Tidak disuruh bu Guru, pengen saja kasih hadiah ke teman2”, begitu jawabnya..
Sampai beberapa detik kemudian saya sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi...Cukupkan sampai disini
Terucap dalam hati yang berkaca-kaca ini, “Anakku, ijinkan kupeluk erat
dirimu”. Mohonkan pada Allah tuk jagakan ikhlas dan istiqomah. Hari itu
abahmu belajar lagi darimu nak, tentang arti Bahagia dalam Berbagi.
No comments:
Post a Comment