Thursday 4 December 2014

Tentang patuhnya anak

Sebagai syarat utama yang harus dipunyai orang tua, agar anak-anak patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh orang tuanya yaitu tertampaknya keimanan dan ketaqwaan dari orang tuanya. Bukan tampak dalam arti lahiriyah saja, namun dalam kehidupan dalam satu atap itu dampak iman dan taqwanya terasakan oleh anak-anak. Sebenarnya akibat dari iman dan taqwanya seseorang, tidak hanya dirasakan oleh anak, juga oleh orang-orang lain disekitar kita. Istri maupun suami akan bertambah sakinah dengan sendirinya jika pada pasangannya terdapat keimanan yang sehat dan bertumbuh. Pada lain halaman akan bersama kita bahas lebih detail hal ini.

Syarat kedua yang harus dipunyai oleh orang tua adalah perkataan yang benar (qaulan sadiida, QS 4:9). Buah dari adanya keimanan dan ketaqwaan salah satunya keterjagaan anggota tubuh yang bernama mulut, untuk senantiasa berkata yang benar saja. Tanpa iman dan taqwa, niscaya kata-kata yang keluar tiada filter sebelum terucap.

Syarat ketiga adalah adanya suri tauladan (Al Qudwah) dari orang tuanya sendiri sebelum si anak diperintahkan suatu hal yang ingin dilakukan oleh sang anak. Bahkan kalau perlu membersamai anak dalam melakukan perintah kebaikan. Itu jika sebelumnya ortu belum bisa memberikan contoh kepada anak.

Syarat ke 4 adanya ketaklukan hati (ketundukan hati, At Taqlif) terlebih dahulu dari sang anak terhadap orang tuanya. Tiada lain hanya pada Allah kita meminta agar ada ketundukan hati ini. Karena kuasa membolak-balik hati hanya ada pada Rabb semesta alam. Ini sangat erat terkait dengan yang namanya Doa. Tiada boleh berhenti orang tua dari mendoakan keadaan terbaik bagi anaknya, walaupun saat itu si anak terlihat ebagai seorang anak yang baik, berbakti pada orang tua. Apalagi jika menjumpai anak-anak dalam keadaan yang tidak sesuai harapan, maka doa-doa tersebut tidak boleh bosan untuk sennatiasa dipanjatkan.

Syarat kelima adanya perhatian orang tua kepada anaknya di saat-saat terbaik keadaan si anak. Lebih banyak gerutuan anak saat disuruh suatu kebaikan oleh orang tuanya, karena si anak merasa terus menerus dieksploitasi. Hanya dipanggil saat dibutuhkan, tetapi orang tua tidak hadir saat anak membutuhkan. Anak-anak yang cenderung meminta perhatian lebih pada orang tuanya, biasanya memang kurang diperhatikan dan dibersamai dalam kesehariannya. Ada waktu yang hilang disaat terpenting dalam usia anak-anaknya. Sebanarnya nantipun saat remaja anak sudah tidak terlalu bergantung dan minta perhatian orang tua, adalah efek dari cukupnya perhatian orang tua saat masa kecil sang anak.


Lebih menarik dan seru jika kita ikut mengisi kuis berikut, untuk melihat kedekatan ortu dan anak:
  1. Berapa waktu yang anda alokasikan pada anak dalam satu hari?
  2. Untuk bapak, Apakah anda pernah mempunyai momen tidak terlupakan bersama anak saat anak berusia dibawah 2 tahun?
  3. Untuk ortu, Apakah anda mempunyai perlakuan terhadap anak anda sejak masih dalam kandungan?
  4. Untuk ortu, Apakah anda mempunyai perlakuan terhadap anak anda sejak umur 0 sd 1 th?
  5. Apakah aktivitas anda kepada anak dalam memberi lebih banyak dari pada aktivitas anda menerima ? ataukah seimbang? dalam satu hari.
  6. Apakah saat anak anda memasuki usia baligh anda mengetahui dan memberi informasi yang cukup terkait memasuki usia baligh?
  7. Jika anak anda sudah boleh untuk keluar rumah, pada umur berapakah anda mengijinkan anak hidup mandiri diluar rumah (pesantren, asrama, kost-kostan dll)
  8. Apakah anda sering bercerita tentang visi dan misi anda kepada anak? berapa kali dalam 1 bulan
  9. Apakah anda sering berdiskusi tentang visi dan misi yang anda ingin anak anda lakukan? berapa kali dalam 1 bulan
  10. Apakah anda sering pergi jalan jalan keluar untuk bersantai bersama anak? Berapa kali dalam 1 bulan
  11. Apakah saat anda keluar rumah untuk bekerja atau dinas keluar kota, anda diiringi sampai didepan pintu? oleh anak, istri/suami?

No comments:

Post a Comment