Tuesday 9 December 2014

Tentang bercita Amal

Ada sebuah cita diantara sekian cita di tahun 2010. Pada tahun 2014 akan mengajak emak + keluarga naik haji di tahun 2014. Cita itu seperti terlalu membubung tinggi, jika menilik sebuah botol bekas minuman mineral ukuran 1 liter di sudut kamar. 

Botol tersebut mempunyai satu tempat yang sengaja dibuat lubang seukuran uang koin agar nantinya mudah memasukkan uang. Ya, dengan niat menabung untuk berhaji, maka botol itupun mulai terisi sedikit demi sedikit. Hingga bulan Oktober 2014, belumlah terbayang apakah bisa mendaftar untuk naik haji.

Sebelum bulan Oktober tersebut, saya mengikuti pendaftaran untuk program sandwich ke luar negeri. Selain berharap dengan program tersebut dapat menjadi ikhtiyar lulus S3, juga berharap melaluinya Allah mudahkan untuk mendaftar haji. Jika lolos seleksi, nanti saya berazzam akan benar-benar berhemat agar ada sisa uang dari living cost yang bisa dipakai untuk mendaftar haji. Alhamdulillah pada bulan Oktober diumumkan bahwa saya lolos seleksi. Sepertinya akan ada jalan untuk mendaftar haji setelah proses sandwich saya selesai April 2015. Walaupun sampai awal Desember ini pun belum juga ditangan uang untuk berangkat ke Australia.

Ternyata Allah berkehendak lain. Pada awal November ibu mertua berkata kepada saya,"Mas ini ada uang 50 jt, pakailah untuk mendaftar haji, sisa uang pendaftarannya bisa dipakai untuk bekal haji atau keperluan mendesak lainnya. Nanti ibu transfer, dan ibu minta no rekeningnya." Mendengar hal tersebut awalnya saya sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Bersyukur pada Allah azza wa jalla, dan segera menindak lanjuti amanah tersebut dengan membuat tabungan haji. Itu yang terpikir dalam benak.

Hal keduanya, tentang cita untuk ngajak emak. Bersama istri, kami diskusikn bagaimana cara agar emak bisa sekalian daftar. Jika menilik dana yang ada maka memakai skema dana talangan haji merupakan solusi yang paling memungkinkan. Dengan menyetorkan 4,5 juta, nomer antrian haji insya Allah sudah ditangan. Kekurangan untuk menggenapi 25 juta dapat dilunasi dalam rentang satu tahun. Bayangan saya paling tidak nanti sisa uang ke Australia dapat dimanfaatkan untuk menutup kekurangan uang haji emak. 

Ternyata Allah kembali merubah rencana manusia yang lemah tersebut. Saat saya berada di luar kota, istri telpon di pagi hari. "Mas, nanti saya mau antar emak untuk daftar haji, sudah ada 4,5 juta dari adik yang di Kalimantan bisa untuk daftar dana talangan haji."  Telpon kedua di hari itu dari istri yang kemudian membuat saya tertegun merenungkan makna QS 53:48. "Mas tadi emak tidak jadi daftar yang dana talangan haji, tapi daftar yang tabungan haji. Saya ambil tabungan saya 20 juta untuk melunasi kekurangannya." Sampai di sini saya kembali bersyukur dan berdoa bahwa apa yang telah disedeqahkan akan mendapat balasan dan tergantikan menjadi berlipat-lipat. 

"Wahai Hakim, sesungguhnya harta benda ini kelihatan hijau dan manis. Barang siapa mengambilnya dengan cara yang baik, maka ia akan diberkahi. Dan barang siapa mengambilnya dengan berlebihan, maka ia tidak akan diberkahi, yaitu seperti orang yang makan dan tak pernah kenyang." (HR Bukhari-Muslim)

Terinsyafi oleh kami, tersebab sekecil apapun niat berkebaikan yang diilhamkan Allah, maka akan ada seluas-luas dan sebanyak-banyak jalan pula akan dibentangkan Allah untuk mewujudkannya.

No comments:

Post a Comment