Tuesday 16 April 2013

Tentang Syukur atas CahayaNya

Tentang Adagium yang panjang:

Adagium pertama sederhananya seperti ini: yang sudah terlibat dalam tuntunan Ilahi, dalam kehidupan kesehariannya akan merasakan nikmat disetiap tuntun langkahnya maka dia tidak akan melepaskannya sampai kapanpun.Ketakutannya akan menjadikan kaum yang tergantikan dan terpenjara ruh walau raga berjalan kesana kemari karena tiada tertuntun ruh oleh Nur cahayaNya (QS 47: ayat terakhir)

Adagium keduanya adalah setiap yang melibatkan aku pasti akan menarik perhatianku, dan setiap keterlibatan yang intens terhadap suatu aktivitas akan semakin menumbuhkan benih kecintaan terhadap aktivitas itu..Ada malu jikalau telah lama tidak terlibat lalu kemudian terlibat..tapi kenapa harus malu dan tidak enak hati?

Adagium ketiga adalah Anak-anak diajarkan tanggung jawab di dalam keluarga sejak dini untuk mengganti kehilangannya atas kesempatan belajar dari alam. Yang membuat mereka akan belajar dengan mudah dan enjoy pada kemampuan motorik kasar maupun halus, kemampuan verbal, kemampuan literasi adalah proses dan keterlibatan di alam, maupun di rumah

Adagium ke4: Mahasiswa mencari tahu atas keberadaan teman sekelasnya, pada dosen yang satu rumpun. Dosen pun menghubungi yang bersangkutan, dan yang bersangkutan ternyata sudah tidak termotivasi untuk melanjutkan belajar. Maka dosen tersebut menyarankan menemui dosen walinya, dan kepada teman mahasiswa yang menanyakan telah terbilang nasehat untuk tidak perlu lagi memikirkannya dan fokus belajar untuk diri mereka,

Adagium ke 5: masih mencari ide dan hati pun enggan untuk segera bertemu tuk bertanya pendapat. Ternyata Allah kirimkan suatu hajat yang tersebab akannya pertemuan yang tertunda sampai keesokan harinya.

No comments:

Post a Comment